DAY 8: A SONG ABOUT DRUGS OR ALCOHOL

December 08, 2017

The Brims - Anti Gandja

IMAGE SOURCE: groovyrecord.ecrater.com

Seminggu lebih challenge berjalan dan belum ada satupun bebauan lokal di list? Astaga, yahudi sekali Dek Jonski ini.

Baiklah, para rekan setia pirsawan kelompencapir yang budiman, terimalah permohonan maaf saya lewat sebuah tembang persada yang mengingatken Anda sekalian akan (bahaya) narkotika. Kami persembahken, “Anti Gandja” daripada kelompok The Brims, selamat mendengarken.

Band bentukan Brimob yang sebelumnya memakai nama “Brimoresta”, sejatinya digunakan oleh rezim orde baru untuk mendekatkan diri kepada masyarakat melalui musik. Politis atau tidak, saya tidak mau ambil pusing, silakan baca ulasan yang lumayan mencerahkan terkait pergerakan musik rock nasional era 70-an di tautan ini.

“Anti Gandja” bersama lagu lain yang dimasukkan ke dalam kompilasi Those Shocking Shaking Days ini menjadi fenomena. Banyak music blogger berlevel advance berlomba-lomba mengulasnya. Sebelumnya, saya sendiri pernah melihat album tersebut menghiasi rak di sebuah toko CD bersama katalog-katalog remastered God Bless dan Superkid. Tapi apalah daya, waktu itu pilihan sudah terlanjur jatuh pada Kelelawar Malam dan Tor.

Penyesalan lantas muncul setelah file .flac pemberian dari teman saya putar untuk testing speaker baru di kamar kos. Total keseluruhan 20 track sukses membuat mulut ternganga. 

“Serius nih, Indonesia jaman segitu udah ada band-band kaya gini? Edyian!”

Sound-sound busuk 70-an selalu indah dan menarik di telinga saya. Dan tidak ada sekutilpun nada yang mengganggu dari komposisi yang dipamerkan The Brims. Aroma psikedeliknya juga memenuhi syarat. Turah-turah, malah. Positioning yang menjadikan mereka spesial ialah cara pengambilan sudut pandang.

Diawali lengkingan sirine dan drum roll menusuk, gitar berdistorsi sember dan gema vokal menggiringmu ke aula balai desa. Puskesmas setempat sedang mengadakan penyuluhan tentang mudaratnya obat-obatan terlarang, termasuk marijuana. Simak dan jangan ngeyel, mau kamu di-dor?

Menginjak menit ketiga, entah tadi bagaimana awalnya, tiba-tiba kamu sudah berada persis di hadapan mulut berbusa Bapak Mantri yang terhormat. Orasinya penuh dengan echo di kanan-kiri, beliau siap meledakkan kepalanya sendiri sewaktu-waktu.

Sesampainya di penghujung lagu, barulah kita menyadari ada paradoks yang super-duper ngehe di sini. (4.20/5)


You Might Also Like

0 comments